W.E.L.C.O.M.E :)

SAVE VOO READ
Selamat Membaca
dan Semoga Bermanfaat (!!)
;)
Hohhoho ..

Jumat, 16 November 2012

Lilin-lilin abadi



"Jadilah tetesan lilin dikala malam, yang hidup abadi tanpa mengenal kelelahan"
seperti lilin-lilin kecil yang menari didalam tubuhnya sendiri. meleleh dan menghilang. namun sarinya tetap mampu menghiasi alam semesta. karena lilin selalu hidup. walau dirinya menderita hingga musnah.

pernahkah kita hidup untuk menghidupkan kehidupan sesama?
atau pernahkah kita hidup seperti lilin?

itu mungkin suatu makna filosofi yang salah. hidup yang menderita untuk menyenangkan orang lain adalah suatu kekeliruan yang besar. tidak ada yang akan menyetujui hal itu. termasuk para buronan sosial yang hidup melakukan kejahatan besar dan dikutuk semua orang di dunia hanya untuk menghidupi anak-anak kecil kelaparan yang tersembunyi di bawah jembatan.


pada dasarnya, jika ditinjau dari hakikat psikologis seseorang memiliki kecenderungan untuk menyondongkan egonya masing-masing. hal tersebut merupakan suatu hal yang esensinya manusia adalah makhluk yang egois. karena manusia hidup dengan memiliki dorongan untuk melindungi dan menyamankan dirinya sendiri dengan kadar yang lebih besar ketimbang orang lain. termasuk ketika orang tersebut hendak menolong orang lain.

 apakah seseorang masih menyondongkan egonya ketika mereka berbuat kebaikan?

jawabannya adalah "Iya"

seseorang yang berbuat kebaikan pada dasarnya memiliki keinginan yang lebih kuat dalam memiliki ketenangan hidup, batin, termasuk dalam lingkup sosialnya. intinya setiap orang yang berbuat baik pun pada hakikatnya ingin menolong dirinya untuk hidup lebih damai dan tenntram. itu adalah kebutuhan bathin. setiap orang memiliki kebutuhan yang lengkap walaupun porsinya yang berbeda-beda.

memang tidak ada kesalahan yang absolut di dunia ini. segala bentuk kejahatan yang paling kejam di seluruh dunia pun akan menjadi kebaikan tak terkira jika kita memandang dalam kacamata yang berbeda. namun permasalahannya adalah, perlukah kita mengorbankan diri kita sendiri untuk orang lain?

kemudian, kembalikan pada unsur lilin yang tercipta untuk hidup abadi, walau jiwanya hancur dan musnah. lilin tetap menjadikan dirinya menyinari sekitar tanpa terbenam dalam kelelahan. apakah itu suatu keajaiban? ataukah itu sebuah kebodohan?

itu adalah suatu kenisayaan. kita tidak pernah merasakan hidup menjadi lilin seutuhnya. mungkin dalam sekilas mata, liin begitu menderita. akan tetapi, kembali pada hakikat bahwasanya tidak ada keabsolutan yang utuh di dunia ini. maka bisa jadi, lilin itu hidup bahagia ketika ia mengahancurkan dirinya untuk kehidupan alam semesta. atau mungkin juga itu adalah suatu pilihan yang konyol karena lilin tak mampu mengubah nasibnya menjadi suatu hiasan mewah yang dipajang abadi.

entahlah, yang jelas lilin mengajarkan tentang kehidupan. tidak ada istilah untung dan rugi ketika kita berbuat kebaikan. namun, sebelum ketika kita berbuat untuk orang lain, maka perbuatlah untuk diri kita sendiri sebelumnya.

Bahagiakanlah dirimu sendiri, atau kau tidak akan mampu membahagiakan apapun !


1 komentar: